Awal 2007, ketika saya memutuskan untuk mengambil kesempatan kuliah di jurusan Teknologi Game, banyak teman yang mempertanyakan “Kuliah di jurusan game, apa yang dipelajari?” “Mau nge-game aja mesti kuliah?” Dan masih banyak lagi. Kala itu saya memang termasuk angkatan pertama yang dibiayai oleh Diknas untuk menuntut ilmu dalam dunia game.
Saya yang tidak hobby nge-game, awalnya agak keteteran juga mengikuti perkuliahan. Paling banter main solitaire, itupun jarang menang. Dari baca-baca literature, baru tahu klo ternyata banyak sekali jenis game komputer, mulai yang hanya untuk kesenangan hingga yang membutuhkan kerja otak. Mampu membuat game yang dapat dimanfaatkan untuk sarana belajar anak-anak Indonesia adalah misi diselenggarakannya pendidikan yang saya ikuti ini. Membuat engine game, itulah tujuan akhirnya.
Tentu saja ada pro dan kontra terhadap penerapan game untuk dunia pendidikan, atau yang lebih dikenal dengan sebutan game edukasi. Game mampu membuat pemainnya kecanduan, jika sudah asyik didepan komputer jadi lupa waktu, lupa belajar. Ada pula game yang justru mengajarkan kekerasan, sehingga dikhawatirkan berpengaruh buruk terhadap perkembangan mental anak. Namun disisi lain, lewat game pula pemainnya dapat belajar banyak hal, sportivitas, semangat pantang menyerah, beradu strategi.
Jadi, game yang seperti apa yang bagus untuk diterapkan dalam dunia pendidikan? Berikut ini beberapa karakteristik game untuk pembelajaran :
- Ada tantangan dan penyesuaian : tersedia tantangan yang semakin kompleks, siswa dapat menyesuaikan tingkat kesulitan jika diperlukan. Dalam game terdapat level-level, makin tinggi levelnya maka tingkat kesulitannya juga makin tinggi.
- Menarik dan mengasyikkan : game mampu membuat siswa asyik dalam sebuah aktifitas yang mereka pahami tujuannya serta berkaitan dengan pencapaian kompetensi mereka.
- Tidak menggurui dan berdasar pada pengalaman : siswa tidak harus dilatih terlebih dahulu untuk memainkan game, biarkan siswa langsung mencoba bermain, mereka mungkin akan kalah atau gagal, lalu mengulang dan memperbarui strategi dalam bermain
- Interkatif : Siswa berinteraksi dengan cara menanggung akibat dari tindakan yang mereka lakukan dan dengan melihat pengaruhnya terhadap game yang dimainkannya.
- Umpan balik : Siswa dapat menarik kesimpulan dari umpan balik yang diberikan tentang bagaimana tindakan mereka dapat menimbulkan efek tertentu
- Sosial dan kerja sama : game harus dapat meningkatkan dialog serta pertukaran pendapat dan pengetahuan diantara para pemain
- Keahlian : Semua siswa dalam satu kelas tidak diasumsikan memiliki kemampuan yang sama, ada beberapa siswa yang dijadikan asisten untuk membantu siswa lainnya menjelaskan tentang game dan bagaimana cara memainkannya.
- Perenungan : siswa harus diberikan kesempatan untuk mengevaluasi kinerja mereka dan apa yang mereka pelajari dari memainkan sebuah game, misalnya kenapa mereka gagal/kalah dan bagaimana cara mengatasinya agar tak terulang lagi.
Tentunya tidak mudah membuat game yang isinya berhubungan dengan materi pelajaran disekolah. Namun bukan hal yang mustahil pula untuk dilakukan. Maraknya penyelenggaraan kontes game edukasi, yang diikuti oleh mahasiswa maupun siswa SMK, membuktikan mulai diterimanya penggunaan game dalam dunia pendidikan. Jadi, jika anak/adik anda ada yang merasa kesulitan mempelajari suatu topik pelajarannya disekolah hingga anda hilang kesabaran lagi untuk mengajarinya, tak ada salahnya anda browsing tentang topik itu, siapa tahu anda akan menemukan game yang berhubungan dengan topik tersebut.
Sumber : http://edukasi.kompasiana.com/2010/01/06/belajar-tentang-game-1-game-untuk-pembelajaran/
0 komentar:
Posting Komentar